Rezeki Tak Pernah Salah Alamat

Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
Rezeki Tak Pernah Salah Alamat

Orang sering kali membatasi rezeki dalam makna yang sempit. Mereka berpendapat bahwa mendapat rezeki berarti mendapat uang dan kekayaan. Padahal semuanya tidak sesempit itu dan merupakan sesuatu yang luas.

Mata bisa melihat, tubuh yang sehat, punya orang tua baik merupakan nikmat yang patut untuk kita syukuri. Jangan jadikan rezeki hanya sebatas kaya dan miskin. Sungguh itu tidak adil.

Memang tidak sepenuhnya salah menyamakan antara rezeki dan harta serta kenikmatan dunia seperti mendapatkan banyak uang dan kekayaan, toh itu juga termasuk salah satu bagian dari anugerah yang Allah SWT berikan. Namun, anugerah yang diartikan dalam makna sempit sebatas uang, betapa kita akan menjadi manusia yang tak pandai bersyukur.

Sebagai manusia sering kali kita merasa risau tentang karunia berupa kekayaan, berupa jodoh, berupa keturunan dan sebagainya. Ini wajar, karena kita hanyalah manusia yang memiliki banyak keterbatasan. Tidak masalah jika memikirkannya sekali-kali untuk bisa menjadi semangat atau memikirkan langkah yang harus dilakukan. Namun, jika berlebihan, maka kita seperti tengah keluar dari kodrat kita sendiri sebagai manusia.

Kita tidak mengetahui apa yang Allah ketahui. Tapi, akan jadi tidak wajar jika ketakutan itu sampai mampu menggeragoti kepercayaan kita pada nikmat Allah untuk seluruh makhluk hidup yang telah Allah tetapkan jauh hari bahkan sebelum kita lahir ke dunia.

Rezeki Dijemput dengan Usaha dan Doa

1000021449
Ilustrasi orang yang Berusaha

Allah tidak melarang kita untuk mencemaskan bagaimana memperoleh karunia itu? Itu sifat alami manusia. Kecemasan membuat kita sadar betapa lemahnya kita, karena itu Allah hanya meminta kita untuk berusaha maksimal.

Ingin kaya? Berusahalah. Ingin bertemu jodoh? Berusahlah. Ingin mendapatkan keturunan? Berusahalah. Bukankah Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an surah Ar-Rad ayat 11.

“—Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.—”

Ayat di atas menegaskan pada kita bahwa Allah ingin kita senantiasa berusaha. Sang Pencipta tidak meminta kita untuk memastikan hasil yang didapatkan harus sempurna.

Rezeki dijemput dengan doa dan usaha
Ilustrasi orang yang tengah berdoa

Allah hanya meminta kita untuk berusaha dan berdoa dengan maksimal, selebihnya Sang Pencipta lah yang urus. Tugas kita sebagai manusia di bumi begitu gamblang telah Allah beritahu dalam Al-Qur’an surah Ad-Dzariyat ayat 56

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”

Ya … tugas kita hanya beribadah pada Allah. Beribadah mencari rezeki, beribadah mencari jodoh, beribadah mencari keturunan.

baca juga : 10 Peluang Usaha di Bulan Ramadhan. Auto Cuan! 

Semua aktivitas kita hendaknya diniatkan untuk beribadah kepada-Nya. Jangan pernah risaukan soal nikmat yang memang sudah Sang Pencipta tetapkan untuk kita. Sang Pencipta tidak akan pernah menelantarkan ciptaannya. Bahkan semut kecil sekali pun telah Tuhan berikan hak atasnya. Lalu apa yang membuat kita patut ragu dari jangkauan Rabb kita ?

Rezeki Tidak Akan Tertukar

Rezeki tidak akan tertukar
Ilustrasi orang yang bingung

Umar bin Khattab pernah berkata, apa yang menjadi takdirmu tidak akan pernah melewatkanmu.

Kalo-lah nikmat itu hanya bisa datang karena kekuatan, kecerdasan, daya upaya kita, maka bagaimana dengan seorang bayi yang lemah, yang bahkan belum jelas melihat dunia? Memenuhi hak setiap hamba bukanlah perkara berat bagi Allah.

Allah yang telah memelihara alam semesta dengan semua hal yang terjadi di dalamnya. Sang Pencipta tumbuhkan bunga-bunga, sirami bumi dengan air hujan, kokohkah gunung-gunung dan terbitkan matahari. Allah tata planet sesuai orbitnya.

baca juga : 3 Tips Menghadapi Julidan Tetangga

Sang Pencipta melakukan itu semua tanpa pernah keliru. Apakah bukti ini belum cukup untuk meyakinkan kita akan kebesaran-Nya?

Pada hakikatnya nikmat merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT untuk ciptaannya dan merupakan bentuk dari bagaimana Allah menyayangi dan menjaga apa yang diciptakannya. Melalui rezeki, Allah timpahkan kesenangan dan kebahagiaan atas hambanya dan melalui nikmat itu pula Allah uji sebagian ciptaannya.

Beruntunglah mereka, orang-orang yang senantiasa bersujud kepada Allah saat nikmat dititipkan atasnya dan tetap bersujud saat nikmat itu di ambil darinya. Sejatinya, rezeki terbaik hanyalah keridaan-Nya.

So, guys siapa nih di sini yang masih cemas soal nikmat yang Allah tetapkan ? Kalo kalian udah usaha maksimal dan doa maksimal, fiks sih kalian hanya tunggu aja bagaimana cara Allah SWT akan mengatur nikmat itu datang pada kalian.

Sebuah cara yang mungkin gak pernah kalian duga sebelumnya dan sebuah cara yang kelak saat kalian ingat di masa depan, kalian akan tersenyum seraya berkata, “Masyallah … jadi gini toh, gak nyangka banget.” Gak percaya? Kuy buktikan sendiri …. semoga bermanfaat.