TikTok saat ini masih menjadi salah satu media sosial terpopuler di dunia. Salah satu faktor kesuksesan TikTok tak lain, karena fitur video singkatnya yang memungkinkan semua orang menonton video dengan durasi singkat.
Awalnya, media sosial yang dimiliki oleh ByteDance ini telah diisi oleh konten lipsync dan dance cover. Namun, saat ini konten TikTok sudah lebih beragam. Hal inilah yang menimbulkan kontroversi TikTok sehingga beberapa negara memblokirnya.
Kontroversi TikTok yang Diblokir di Banyak Negara
Memang, aplikasi TikTok tak terlepas dari masalah dan kontroversi. Tercatat, sudah ada beberapa kontroversi TikTok dari awal berdiri hingga sekarang. TikTok menuai kontroversi bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di negara lainnya.
Lantas apa saja, ya, kontroversi tersebut? Mari bahas secara lengkap!
Baca juga : 6 Rekomendasi Platform AI Terbaik untuk Desain Grafis, Wajib Punya Nih!
1. Permasalahan konten negatif dan pemblokiran di Indonesia pada 2018
TikTok dibuka sejak tahun 2016. Popularitasnya mulai merambah ke Indonesia dengan hadirnya para kreator muda, seperti sosok Bowo Alpenliebe yang viral pada 2018.
Viralnya Bowo ternyata menuai berbagai kontroversi. Sebagian besar masyarakat menganggap kalau TikTok membawa dampak yang negatif bagi anak muda.
Saat itu, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) langsung bereaksi dengan memblokir TikTok tanggal 3 Juli 2018. Pemblokiran tersebut tidak berlangsung lama karena Kemkominfo segera membuka akses TikTok lagi setelah pihak TikTok langsung mengubah kebijakan serta berjanji akan menghapus konten negatif dari platform.
2. TikTok dituduh melakukan pelanggaran privasi
TikTok juga telah banyak dikritik karena adanya pelanggaran privasi penggunanya. Aplikasi ini juga mengumpulkan sejumlah besar data pribadi pengguna, termasuk lokasi, identitas, serta aktivitas online lainnya.
Data-data ini kemudian mereka manfaatkan untuk bisa menargetkan pengguna dengan iklan yang tepat. Akan tetapi, sebenarnya hal ini bukan hanya TikTok yang dianggap melanggar kebijakan privasi. Bahkan, hampir semua media sosial juga pernah mendapatkan kritikan serupa.
3. Banyaknya konten mengemis untuk mendapatkan uang dari penonton live
TikTok Live adalah salah satu fitur yang memungkinkan pengguna untuk bisa melakukan siaran langsung. Hal ini agar bisa membuat konten serta mendapatkan saweran dari penonton yang merasa terhibur.
Namun sayangnya, fitur ini juga disalahgunakan oleh oknum yang ingin menghasilkan keuntungan secara instan. Di Indonesia sendiri, ada sejumlah pengguna TikTok yang sengaja mengemis di TikTok Live.
Hal ini karena berisi siaran langsungnya mulai dari terang-terangan meminta saweran hingga mengeksploitasi orang tua untuk mandi di malam hari. Tujuannya untuk bisa dimanfaatkan sebagai konten.
4. Pemblokiran TikTok di sejumlah negara
TikTok tak hanya bermasalah di Indonesia. Namun, sejumlah negara lainnya juga ada yang memblokir TikTok sehingga tak bisa diakses oleh masyarakat.
Dua negara yang saat memblokir TikTok secara penuh yaitu India dan Afganistan. Sedangkan Amerika Serikat serta beberapa negara lain juga melarang pejabat negara untuk menggunakan TikTok.
Alasannya karena mereka menganggap TikTok bisa mencuri informasi rahasia negara kepada China.
5. TikTok Shop sempat ditutup di Indonesia karena dianggap merugikan UMKM
TikTok Shop sampai saat ini sangat digandrungi di Indonesia. Hal ini karena murahnya harga barang dan mudahnya para pedagang dalam menjual produknya.
Baca juga : 7 Aplikasi Mahasiswa yang Wajib Diinstal, untuk Tunjang Perkuliahan Lebih Cepat!
Akan tetapi, beberapa waktu yang lalu, TikTok Shop juga dicap sebagai biang keladi sepinya bisnis UMKM. Pemerintah akhirnya telah memutuskan untuk menutup layanan TikTok Shop pada 4 Oktober 2023.
Setelah TikTok bekerja sama dengan Tokopedia, para awal Desember 2023 lalu TikTok Shop juga dibuka lagi. Namun, lagi-lagi itu hal ini tetap memunculkan kontroversi lantaran TikTok karena dianggap tetap menyatukan ecommerce dengan media sosial.
TikTok telah berupaya untuk bisa mengatasi kontroversi-kontroversi tersebut. Perusahaan ini juga telah meningkatkan upayanya untuk bisa menindak konten negatif sambil mengelola perubahan pada kebijakan privasi penggunanya.
Namun, kontroversi TikTok tersebut tetap menjadi tantangan bagi perusahan agar tetap menjadi platform media sosial yang aman. Semoga tidak ada lagi kontroversi yang dialami oleh TikTok, agar pemuda milenial bisa berkreasi terus melalui aplikasi satu ini.
Leave a Reply