Fenomena munculnya teknologi deepfake mampu memanjakan mata sekaligus mengecoh siapa pun tanpa terkecuali. Salah satunya di bidang sinematografi, dan kita bisa lihat hasilnya dalam film-film seperti seri Fast & Furious, Jurassic Park dan Avatar. Penerapan media sintetis di dunia perfilman tidak berbahaya.
Namun, disisi lain keberadaan teknologi deepfake membawa beberapa ancaman serius dalam kehidupan masyarakat. Contohnya deepfake digunakan untuk membuat video atau audio palsu dari tokoh publik atau politisi, menciptakan skenario palsu atau pernyataan yang dapat menyebabkan kekacauan dan mempengaruhi opini publik.
Eits…tapi tahukah kamu apa itu deepfake? Kok bisa ya inovasi teknologi yang revolusioner ini sekaligus bisa menjadi ancaman untuk ekosistem digital? Bagaimana cara kerjanya?
Untuk mengetahui lebih jauh terkait teknologi ini, yuk kita simak masing-masing poin di bawah ini!
Baca juga : 8 Fitur Baru WhatsApp Memudahkan Semua Aktivitas Kamu
Apa Itu Deepfake?
Deepfake adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan teknologi pengolahan gambar dan video menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat konten palsu yang terlihat dan terdengar seolah-olah itu berasal dari sumber asli.
Istilah “deepfake” sendiri berasal dari gabungan dua kata, yaitu “deep leaning” (pembelajaran mendalam) dan “fake” (palsu). Proses pembuatan deepfake melibatkan penggunaan teknik pembelajaran mesin, khususnya neural networks generatif (GANs atau Generative Adversarial Networks).
GANs melibatkan dua jaringan neural, yaitu generator dan discriminator. Generator bertanggung jawab untuk menciptakan konten palsu, sedangkan discriminator mencoba untuk membedakannya dari konten asli. Proses ini berulang-ulang sampai kontennya cukup meyakinkan.
Awalnya, deepfake sering dikaitkan dengan manipulasi wajah dalam video, di mana wajah seseorang dapat diganti dengan wajah orang lain dengan sangat realistis. Namun, teknologi ini juga dapat digunakan untuk menciptakan audio palsu, mengubah gaya dan karakteristik suara, dan bahkan membuat konten visual atau audio yang terlihat dan terdengar seperti aslinya.
Baca juga : 7 Software Antivirus Terbaik Untuk PC dan Laptop
Teknologi Deepfake dan Pengaruh Deepfake dalam Dunia Media
1. Penyebaran Informasi Palsu dan Disinformasi
Deepfake memungkinkan pembuatan konten yang sangat meyakinkan, termasuk video atau audio yang membuat tokoh publik terlihat atau terdengar melakukan atau mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka lakukan. Hal ini dapat menyebabkan penyebaran berita palsu dan desinformasi.
2. Politik dan Pengaruh Opini Publik
Dalam konteks politik, deepfake dapat digunakan untuk menciptakan video palsu dari para pemimpin politik yang dapat memengaruhi opini publik atau merusak reputasi politisi.
3. Kredibilitas Media dan Kepercayaan Publik
Kemampuan deepfake untuk membuat konten yang sulit dibedakan dari realitas dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap informasi yang disajikan oleh media. Ini menimbulkan tantangan baru bagi media untuk memverifikasi dan memberikan informasi yang akurat.
4. Kesenian dan Hiburan
Dalam industri hiburan, deepfake digunakan untuk menciptakan efek visual dan karakter yang sangat realistis, membuka potensi kreativitas dalam produksi film, efek khusus, dan pembuatan karakter yang tampak hidup.
5. Privasi dan Keamanan
Penggunaan deepfake dalam menciptakan video atau audio palsu dapat melibatkan pelanggaran privasi. Individu dapat menjadi korban pemalsuan identitas atau pencemaran nama baik melalui konten deepfake.
6. Deteksi dan Keamanan Siber
Adanya deepfake juga menimbulkan tantangan baru dalam keamanan siber. Teknologi deepfake terus berkembang, dan deteksi yang efektif menjadi semakin sulit. Ini memberikan tantangan bagi lembaga keamanan siber untuk melindungi masyarakat dari potensi ancaman.
7. Pertumbuhan Industri Deteksi Deepfake
Munculnya deepfake mendorong pertumbuhan industri deteksi deepfake. Perusahaan dan peneliti berusaha mengembangkan teknologi yang dapat mendeteksi konten deepfake dengan akurasi tinggi.
8. Perkembangan Hukum dan Etika
Penggunaan deepfake memunculkan pertanyaan hukum dan etika baru. Beberapa yurisdiksi mungkin perlu memperbarui undang-undang untuk menanggapi penggunaan teknologi ini, sementara etika pembuatan dan distribusi deepfake juga menjadi perhatian.
Langkah Strategis Mencegah Dampak ‘Deepfake’
Mencegah dampak negatif dari teknologi deepfake memerlukan upaya terkoordinasi dan strategis dari berbagai pihak.
1. Pendidikan dan Literasi Digital
- Melibatkan kampanye edukasi dan literasi digital yang ditujukan kepada masyarakat, lembaga pendidikan, dan organisasi.
- Meningkatkan pemahaman tentang cara mengidentifikasi dan mengatasi konten deepfake.
2. Pengembangan dan Implementasi Hukum dan Peraturan
- Mendorong pembuatan dan implementasi undang-undang yang mengatur penggunaan deepfake, terutama dalam konteks privasi, pencemaran nama baik, dan keamanan siber.
- Menetapkan sanksi yang tegas terhadap pembuat dan penyebar deepfake yang melanggar hukum.
3. Deteksi dan Verifikasi Konten
- Mendukung pengembangan teknologi deteksi deepfake yang canggih dan mengintegrasikannya ke dalam platform media sosial, situs web berita, dan penyedia konten online.
- Mendorong upaya untuk meningkatkan kemampuan verifikasi konten oleh media dan organisasi berita.
4. Transparansi Platform Media Sosial
- Mendorong platform media sosial untuk meningkatkan transparansi terkait dengan penggunaan teknologi deepfake di platform mereka.
- Menyediakan laporan reguler tentang tindakan yang diambil untuk mengatasi penyebaran deepfake.
5. Sanksi bagi Platform yang Tidak Kooperatif
- Menetapkan sanksi yang efektif terhadap platform media sosial atau penyedia konten yang tidak kooperatif dalam upaya mencegah dan mengatasi penyebaran deepfake.
6. Inovasi dalam Deteksi dan Kontra-Deepfake
- Mendorong inovasi dan penelitian terus-menerus dalam pengembangan teknologi deteksi dan kontra-deepfake.
- Memberikan insentif untuk penelitian yang menghasilkan solusi yang dapat diimplementasikan secara luas.
Leave a Reply